Nepal Dilanda Krisis Presiden Mundur, Penjara Dibobol 1.500 Tahanan Kabur

foto/ilustrasi

Presiden Nepal, Ram Chandra Paudel, menyatakan pengunduran dirinya di tengah kerusuhan yang melanda negara itu, menurut laporan India Today pada Selasa.

Dalam sebuah surat permohonan, para perusuh di Nepal menyatakan bahwa negara kini berada di bawah kendali mereka.

Baca juga:

Mereka juga menyerukan pembentukan “pemerintahan sipil yang dipimpin seseorang yang diterima secara universal” dan penyelenggaraan pemilu secara segera.

Sedikitnya 1.500 tahanan melarikan diri dari penjara Nakkhu di Lalitpur di tengah kerusuhan, lapor portal Khabarhub. Media lokal juga melaporkan adanya penembakan di markas besar Kepolisian Nepal.

Protes massal yang sebagian besar diikuti generasi muda, yang dijuluki media sebagai “Revolusi Gen Z“, mulai berlangsung di ibu kota Nepal pada Senin (8/9) dan telah menyebar ke sejumlah kota besar di seluruh negeri.

Bentrok dengan polisi dalam protes ini menewaskan 19 pengunjuk rasa dan melukai ratusan lainnya.

Pada 4 September, otoritas Nepal memblokir sejumlah situs media sosial populer yang gagal mendaftar ke Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi dalam batas waktu yang ditentukan. Pemblokiran ini akhirnya dicabut menyusul protes yang berlangsung pada Senin lalu.

Situasi memanas ketika para pengunjuk rasa berhasil menerobos gedung parlemen, memaksa aparat menggunakan meriam air, gas air mata, dan peluru tajam. Akibatnya, sejumlah pengunjuk rasa mengalami luka luka, menurut laporan.

Setelah bentrokan itu, otoritas Kathmandu langsung memberlakukan jam malam di beberapa distrik kota.

Artikel Terkait