Pariwisata Thailand kembali membuat terobosan yang tak hanya memanjakan wisatawan, tetapi juga mendorong transformasi digital di sektor keuangan. Pemerintah Negeri Gajah Putih resmi meluncurkan Tourist Wallet, dompet digital khusus bagi turis mancanegara.
Inisiatif ini hadir untuk menjawab kendala pembayaran yang kerap dialami wisatawan asing, terutama dalam transaksi non tunai saat berbelanja, bersantap, maupun menggunakan layanan di Thailand. Dengan Tourist Wallet, turis kini dapat bertransaksi cukup dengan memindai QR code, bahkan ke depannya akan tersedia fitur konversi kripto ke Baht.
Latar Belakang Peluncuran Tourist Wallet
Bank of Thailand (BoT) menegaskan bahwa Tourist Wallet merupakan strategi kunci untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan internasional. Sebagai salah satu destinasi favorit dunia dengan jutaan pengunjung tiap tahun, Thailand masih menghadapi tantangan karena banyak turis kesulitan mengakses sistem pembayaran lokal.
Lewat Tourist Wallet, wisatawan bisa:
-
Melakukan pembayaran langsung dalam Baht hanya dengan QR code.
-
Mengisi saldo melalui berbagai opsi, mulai dari penukaran tunai di loket, kartu debit/kredit internasional, hingga transfer bank dari luar negeri.
-
Memakai saldo tersebut di ribuan merchant yang sudah mendukung QR Payment di seluruh Thailand.
Pemerintah berharap hadirnya layanan ini mampu membuat perjalanan wisata lebih praktis, nyaman, dan mengurangi ketergantungan turis pada uang tunai.
Fitur dan Batasan Transaksi
Tourist Wallet hadir dengan berbagai fitur serta aturan penggunaan agar aman sekaligus tetap fleksibel bagi wisatawan.
Batas transaksi:
-
Untuk toko besar dengan mesin kartu: maksimal 500.000 Baht per bulan (±Rp248 juta).
-
Untuk toko kecil: maksimal 50.000 Baht per bulan (±Rp24,8 juta).
Penggunaan saldo:
-
Saldo tidak dapat dicairkan menjadi uang tunai.
-
Saat menutup akun, sisa saldo hanya bisa ditukarkan kembali.
Konektivitas lintas negara:
-
QR lintas batas sudah terkoneksi dengan delapan negara, termasuk Singapura dan Malaysia.
-
Kerja sama dengan Tiongkok melalui UnionPay akan segera berjalan.
-
Wisatawan Indonesia juga sudah bisa memakai QRIS di Thailand sejak Agustus 2022, sehingga opsi pembayaran makin beragam.
Dengan fitur ini, Thailand menegaskan komitmennya mendukung transaksi lintas negara yang cepat, aman, dan efisien.
Dukungan Teknologi Kripto
Daya tarik lain Tourist Wallet adalah rencana dukungan konversi aset kripto ke Baht. Wisatawan nantinya bisa menukar kripto menjadi saldo Baht yang langsung dapat digunakan berbelanja. Meski begitu, fitur ini masih dalam tahap uji coba.
Komisi Sekuritas dan Bursa Thailand (SEC) sedang meninjau regulasi lewat sandbox dengan fokus:
-
Konversi hanya lewat bursa berizin dan kustodian resmi.
-
Pencegahan risiko pencucian uang serta transfer dana ilegal.
Jika lolos uji, wisatawan wajib melakukan verifikasi identitas (KYC) dengan paspor sebelum menukar kripto.
istem Regulasi dan Keamanan
Untuk menjaga kepercayaan, Thailand menerapkan protokol keamanan dan kepatuhan yang ketat, di antaranya:
-
KYC (Know Your Customer): memastikan identitas pengguna jelas dan terverifikasi.
-
AML (Anti-Money Laundering): pengawasan ketat untuk mencegah pencucian uang.
-
Forensik Blockchain: melacak aktivitas ilegal terkait aset kripto.
-
Kewajiban pelaporan: semua penyedia e-money dan bursa aset digital wajib melapor ke regulator.
Dampak Positif untuk Pariwisata Thailand
Peluncuran Tourist Wallet membawa sejumlah keuntungan nyata bagi industri pariwisata Thailand, di antaranya:
-
Transaksi lebih praktis turis tak lagi perlu menukar uang tunai dalam jumlah besar.
-
Daya tarik wisata meningkat Thailand tampil sebagai destinasi ramah teknologi.
-
Dorongan inklusi keuangan digital opsi konversi kripto memberi kemudahan bagi wisatawan yang terbiasa memakai aset digital.
-
Citra sebagai hub fintech regulasi pro crypto memperkuat posisi Thailand sebagai pemain progresif di Asia Tenggara.
-
-
Dukungan dari Berbagai Pihak
Inisiatif ini juga mendapat sambutan positif dari sektor swasta.
CEO Binance Thailand, Nirun Fuwattananukul, menyebut Tourist Wallet sebagai tonggak penting dalam adopsi crypto di pariwisata. Berbeda dengan uji coba terbatas di Phuket, proyek kali ini berlaku secara nasional dengan dukungan regulator penuh, menegaskan keseriusan Thailand mengintegrasikan blockchain dalam pembayaran sehari hari.
Tak hanya itu, pemerintah Thailand turut memperkuat ekosistem digital dengan kebijakan pro crypto, termasuk pembebasan pajak capital gain untuk investor aset digital selama lima tahun mulai 2025.
Prospek Ekonomi dan Arah ke Depan
Dengan basis hampir satu miliar pengguna internet di seluruh dunia yang berpotensi menjadi turis, Thailand berupaya menempatkan diri sebagai destinasi ramah teknologi finansial. Apabila Tourist Wallet sukses diadopsi secara luas, sejumlah dampak strategis dapat tercapai, seperti:
-
Meningkatkan pengeluaran wisatawan asing berkat sistem pembayaran yang lebih praktis.
-
Mendorong pertumbuhan ekonomi digital di sektor ritel, layanan, dan pariwisata.
-
Memperkuat citra Thailand sebagai pusat fintech regional di Asia Tenggara.
Penutup
Hadirnya Tourist Wallet menandai terobosan besar Thailand dalam memadukan pariwisata dengan inovasi finansial digital. Dengan dukungan pembayaran QR, batas transaksi yang terukur, hingga rencana integrasi aset kripto, layanan ini dirancang untuk memberikan kemudahan sekaligus rasa aman bagi wisatawan mancanegara.
Meski adopsi kripto masih menunggu lampu hijau dari regulator, arah kebijakan yang diambil Thailand memperlihatkan keseriusan mereka menjadi pionir di kawasan. Bagi turis, Tourist Wallet bisa menjadi sahabat perjalanan yang membuat liburan di Negeri Gajah Putih lebih lancar tanpa ribet urusan uang tunai.
-





