Konektivitas Jadi Kunci Optimalisasi AI untuk Pertumbuhan Ekonomi

foto/istimewa

sekilas.co – Direktur Pengembangan Ekosistem Digital Kementerian Komunikasi dan Digital, Sonny Hendra Sudaryana, menegaskan bahwa konektivitas merupakan faktor utama dalam keberhasilan pemanfaatan digitalisasi artificial intelligence (AI) untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi hingga delapan persen.

“Tidak mungkin kita membicarakan ekonomi digital atau ekosistem digital jika konektivitasnya tidak tersedia. AI dan berbagai teknologi lainnya tidak akan berjalan tanpa konektivitas yang memadai, termasuk keberadaan ekosistem cloud dan pusat data,” ujar Sonny dalam paparannya pada acara Road to Rapat Pimpinan Kadin Indonesia 2025 di Jakarta, Minggu.

Baca juga:

Ia menjelaskan, untuk menciptakan ekosistem AI yang dapat benar-benar dimanfaatkan dalam pembangunan ekonomi, ada lima elemen 5C yang harus dipenuhi. Pertama adalah Connectivity yang sehat, merata, dan terjangkau. Saat ini, industri konektivitas hanya menyisakan tiga operator seluler, sehingga diharapkan dapat lebih efisien dan pemerataan kecepatannya bisa semakin baik.

Elemen kedua adalah Computing power. Kapasitas pusat data Indonesia baru mencapai sekitar 1 watt per kapita, jauh tertinggal dari Malaysia yang sudah berada di kisaran 7 watt per kapita. Potensi pengembangannya masih besar melalui peningkatan infrastruktur digital.

Yang ketiga, Content data, yaitu data yang bersih, valid, dan sesuai regulasi privasi. Data yang rapi akan mempercepat pertukaran dan pemrosesan informasi.

“Data Indonesia masih terfragmentasi. Misalnya data pendidikan, sosial, kependudukan, dan demografi terpisah-pisah. Jika tetap terpecah, kita tidak akan mendapatkan inovasi yang berarti. Ketika data disatukan, nilai tambahnya akan muncul dan velocity of data akan mempercepat inovasi,” jelas Sonny.

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa masyarakat sebagai pengguna teknologi juga harus Competent, bukan hanya mampu menggunakan fitur AI atau membuat prompt, tetapi juga memiliki literasi digital yang baik untuk mengolah data.

Komponen kelima adalah Cooperation, yaitu kolaborasi antar pemangku kepentingan. Pemerintah tidak hanya perlu membuat regulasi, tetapi juga harus transparan, dapat diimplementasikan, serta mampu melindungi industri dan masyarakat.

Dari sisi industri, seperti startup dan perusahaan teknologi, AI kini dipandang sebagai alat yang dapat memberikan dampak nyata bagi ekonomi dan masyarakat. Kolaborasi juga diperluas hingga ke masyarakat sipil untuk memperkuat edukasi agar ekosistem industri berbasis AI dapat berkelanjutan.

Sonny menambahkan bahwa penerapan AI yang optimal berpotensi mempercepat pertumbuhan ekonomi sekaligus membantu mengatasi ancaman pengangguran akibat bonus demografi serta mencegah middle income trap menjelang periode populasi menua dalam sepuluh tahun mendatang.

Artikel Terkait