Lagu “Jika” karya Melly Goeslaw membuka tahun 2025 dengan versi remake yang dibawakan Danilla Riyadi dan Hindia.
Belum lama dirilis, netizen pun langsung ramai memberikan komentar.
Remake lagu “Jika” ini diproduseri oleh Lafa Pratomo, dibantu Otta Tarrega, dan dirilis melalui Aquarius Pustaka Musik.
Aslinya, lagu “Jika” ditulis dan dikomposeri oleh Melly Goeslaw, yang menyanyikannya bersama Ari Lasso sebagai rekan duet.
Saat pertama kali menyanyikan lagu ini, Melly Goeslaw berusia 32 tahun, sedangkan Ari Lasso 33 tahun—usia yang cukup matang untuk merasakan penyesalan setelah putus cinta, sesuai kisah yang tersirat di lirik “Jika.”
Menariknya, Danilla Riyadi dan Hindia juga membawakan lagu “Jika” di usia 30-an. Meski begitu, suasana dan nuansa musik antara versi Melly Goeslaw-Ari Lasso dan versi Danilla-Hindia terasa sangat berbeda.
“Versi orisinil Melly Goeslaw dan Ari Lasso lebih menggebu, mixing nya lebih tegas dan clear. Vibenya agak ‘rush’, seperti anak muda yang masih labil, cepat cepat menilai salah keputusan setelah putus, dan ingin segera kembali,” komentar salah satu penonton di YouTube Danilla Riyadi.
“Nah, versi Danilla x Hindia ini terasa lebih soothing, mixing nya ala Danilla, dingin, vibenya thoughtful. Rasanya seperti duduk di teras sambil merenung, memikirkan keputusan baru, ‘duh bener nggak ya putus kayak gini’,” imbuhnya.
Komentar ini termasuk positif karena bisa merasakan perbedaan cara menikmati lagu “Jika” dari dua versi berbeda.
Sayangnya, lebih banyak komentar yang kurang ramah. Suara Danilla masih dipuji, tapi Hindia banyak mendapat kritik.
“Suara Hindia nggak masuk. Danilla top,”
“Baskara nya hilangin dulu, plis,”
“Baskara dibanding Ari Lasso ya jauh, bagai langit dan inti bumi,”
Itulah sebagian kritik untuk Hindia, yang bernama asli Baskara Putra. Padahal saat menerima tiga penghargaan di AMI Awards 2024, Hindia pernah bilang: “Enggak ada orang enggak bisa nyanyi, men! Cari suara lu sendiri.”
Ejekan soal suara memang sudah sering diterima Hindia. Jadi, ketika suaranya dibandingkan dengan Ari Lasso, ia tetap santai dan cuek.
Meski begitu, Melly Goeslaw sebagai pencipta dan penyanyi asli lagu “Jika” tetap mengapresiasi versi Danilla-Hindia. Menurutnya, lagu ini dibawakan dengan cara yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya, membuat awal tahun 2025 terasa indah.
Danilla sendiri merasa nostalgia. Versi ini mengingatkannya pada masa SD ketika lagu “Jika” versi Melly Goeslaw dan Ari Lasso pertama kali dirilis.
Remake Lagu Indonesia Lawas, Bisa Bikin Puas?
Danilla-Hindia bukan musisi pertama yang me-remake lagu hits Indonesia lawas. Banyak musisi, terutama jebolan Indonesian Idol, sebelumnya sudah melakukan hal serupa.
Contohnya, Rony Parulian dari Indonesian Idol musim XII dipercaya oleh Andi Rianto untuk menyanyikan ulang lagu “Sepenuh Hati”, yang pertama kali dibawakan oleh Ariyo Wahab pada 2002.
Versi baru “Sepenuh Hati” berhasil meraih penghargaan Karya Produksi Re-Aransemen Terbaik di AMI Awards 2024.
Berbeda dengan tanggapan terhadap Hindia, Rony Parulian justru dipuji karena mampu membuat lagu “Sepenuh Hati” terdengar lebih galau dengan karakter vokalnya yang khas dan nge-rock.
Lagu ini juga sukses mendongkrak popularitas Rony. Hingga Januari 2025, “Sepenuh Hati” menjadi lagu Rony yang paling banyak diputar di Spotify, mencapai 116 juta kali. Secara keseluruhan, lagu lagu Rony Parulian meraih 7,5 juta pendengar bulanan, tertinggi di antara Salma Salsabil dan Nabila Taqiyyah, dua finalis top Indonesian Idol XII.
Namun, remake lagu lawas oleh jebolan Indonesian Idol tidak selalu berjalan mulus. Salah satu contohnya adalah Mahalini Raharja dengan lagu “Sampai Menutup Mata” milik Acha Septriasa, yang menuai cukup banyak kritik.
“Lagu Acha Septriasa nggak cocok di-remake oleh siapapun karena ciri khasnya sudah melekat banget,” komentar netizen.
“Versi Acha terdengar pas dengan suaranya yang lembut dan penuh perasaan. Mahalini pakai power suaranya, jadi terasa beda,” tambah yang lain.
Mahalini sendiri tidak membela diri. Ia mengakui suaranya mungkin tidak sepenuhnya mirip Acha Septriasa, tapi berharap perasaannya tetap tersampaikan dan versi “Sampai Menutup Mata” bisa disukai.
Menariknya, Acha Septriasa justru merinding saat mendengar versi Mahalini. Menurutnya, Mahalini berhasil membawakan lagu tersebut dengan cara yang lebih powerful dan berbeda dari versi aslinya.
Ternyata, remake lagu lawas memang tidak selalu bisa memuaskan pendengar lama. Lalu menurut kalian, remake lagu Indonesia lawas oleh siapa yang berhasil membuat kalian puas?





